Memasuki tahun baru, setiap orang membuat resolusi untuk jadi lebih baik, dan juga gaya hidup lebih sehat. Menyoal gaya hidup sehat, seseorang bisa memulainya dengan menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi. Di antaranya menghindari makanan yang tak baik untuk pencernaan atau merugikan organ tubuh lainnya. Sejumlah ahli gizi, seperti dirangkum dari sejumlah sumber, memberi bocoran akan jenis makanan yang patut dihindari jika ingin hidup sehat di 2018. Berikut beberapa di antaranya:
Dilansir dari Rhian Stephenson, ahli gizi dan CEO Psycle London mengungkapkan daging olahan berkontribusi terhadap resistensi antibiotik dan juga dapat menimbulkan masalah hormon serta mengganggu insulin. Mengkonsumsi daging olahan juga bisa menyebabkan penyakit kardiovaskular, diabetes, dan pembengkakan. Ia mengatakan, daging olahan mengandung bahan kimia karena dari pabrik telah disuntik dengan hormon, antibiotik, dan obat-obatan hewan lainnya. Bahan kimia yang digunakan bertujuan untuk menjaga daging agar tetap segar selain itu juga menambah rasa dan warna daging. Senyawa nitrat yang ada didalam bahan kimia tersebut akan diubah oleh tubuh menjadi nitrosamin yang merupakan senyawa karsinogenik yang menyebabkan tingkat kanker lebih tinggi. Selain itu, dalam daging olahan juga terdapat senyawa penyebab kanker lainnya seperti HCA dan Polycylic Aromatic Hydrocarbons yang bisa terjadi karena metode memasak yang salah, perokok, dan bahan perasa. The World Cancer Research Fund merekomendasikan untuk sepenuhnya menghindari daging olahan, tahun baru ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk mengkonsumsi daging dari sumber yang lebih sehat.
Kenyataan yang sulit jika harus mengurangi penggunaan garam karena garam mengandung sodium yang memiliki peranan dalam tubuh dan menjadi salah satu komponen penting dalam setiap masakan. Lily Soutter, ahli gizi dari London mengatakan: "Asupan garam yang disarankan maksimum enam gram perhari, namun rata-rata kita mengkonsumsi delapan gram per hari."Mengkonsumsi banyak garam bisa menaikkan tekanan darah yang meningkatkan resiko terkena penyakit jantung dan stroke. Garam yang dikonsumsi sebagian besar tersembunyi dalam makanan, sehingga sulit untuk mengukur berapa banyak garam yang telah dikonsumsi setiap harinya. Sebanyak 75 persen garam berasal dari roti, sereal sarapan dan makanan cepat saji. Cara yang bisa dilakukan untuk memerikasa kandungan garam dari makanan yang dikonsumsi dengan cara membaca label makanan. Jika makanan mengandung lebih dari 1,5 gram garam per 100 gram maka makanan tersebut mengandung garam yang tinggi. Jika garamnya kurang dari 0,3 gram per 100 gram maka kandungan garamnya rendah. Untuk mengganti penggunaan garam bisa dilakukan dengan menambahkan rempah-rempah dan bumbu lain untuk menambah cita rasa pada makanan. Gunakanan sayuran kaleng yang tidak mengandung garam, selalu perhatikan dan bandingkan label dalam setiap kemasan makanan.
Gabriella Peacock, ahli gizi mengungkapkan banyak orang yang ingin menurunkan berat badan dalam waktu cepat sehingga melakukan crash diet atau diet mendadak. Diet ini akan mengurangi kalori pada tubuh, batasan kalori secara drastis dapat mengubah tubuh menjadi mode 'bertahan' yang membuat metabolisme tubuh menjadi lambat, semakin sulit menurunkan berat badan dan melepaskan neurotransmiter yang akan meningkatkan nafsu makan. Sebaiknya di tahun 2018 ini memperbaiki kualitas gizi makanan dan mengurangi kebiasaan buruk. Mengurangi kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji dan coba menambahkan makanan sehat dalam porsi makanan yang akan dikonsumsi. (rah)
CNN INDONESIA
0 Komentar