Nama Dita Soedarjo sudah dikenal di kalangan sosialita Indonesia dan jajaran pebisnis muda. Putri konglomerat Soetikno Soedarjo dan Dian Muljadi, ini merupakan pemilik dari brand es krim highend, Haagen Dazs Indonesia. 

Dita Soedarjo memang tidak memulai bisnis tersebut dari awal karena merupakan pemberian sang ayah. Meski demikian, ia sukses mempertahankan serta memperluas cabang Haagen Dazs di kota-kota besar Indonesia. Tak hanya itu, Dita Soedarjo juga mencoba membangun bisnis sendiri di bidang kecantikan dan fesyen. 

Begini cerita Dita soal perjalanan bisnis dan kehidupannya sebagai sosialita saat dijumpai tim CNBC Indonesia di salah satu kafenya di Mal Pacific Place pekan lalu. 



Bagaimana awalnya bisa dipercaya untuk ‘memegang’ Haagen Dazs Indonesia?

Karena aku memang suka makan dari kecil dibanding ketiga kakakku. Setiap diajak Papa ke Haagen Dazs, aku selalu mengkritik, suka memberi ide. Akhirnya di 2015, aku dipercaya pegang Haagen Dazs. 

Di Haagen Dazs seru bisa food tastingit doesn’t feel like work. Walaupun responsibility-nya banyak, aku juga belajar ikut aturan karena kalau franchise harus sesuai principal (pemilik license)

Kami harus mengikuti aturan dan dikejar target juga, ya. Kalau lagi enggak memenuhi target, kita di-push terus sama pihak Haagen Dazs luar. Karena aku sudah pernah merasakan jadi karyawan dulu, jadi aku banyak belajar untuk bisa mengikuti aturan.




Sekarang di tangan Dita sendiri bagaimana perkembangan Haagen Dazs?

Sudah ada 37 gerai, targetnya nanti di 2020 sudah bisa mencapai 45 gerai. Bisnis ini kanmenyasar segmen pasar tertentu. Gerai yang kami punya tadinya lebih banyak dari 37 tapi karena beberapa mal tutup, terpaksa kami tutup juga. Jadi keberlangsungannya juga tergantung dengan bisnis ritel atau mal. 

Haagen Dazs hanya buka di mal-mal yang levelnya tinggi, karena ini es krim premium kan. Untuk lokasinya saat ini ya berarti kami cuma ada di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Yogya, Semarang, dan Medan. 

Saat memegang bisnis ini langsung dipercaya menjadi bos atau ada syarat dulu dari keluarga?

Setelah lulus kuliah dari Fashion Institute of Design & Merchandising (FIDM) di Los Angeles, aku diminta orangtua belajar menjadi karyawan sebelum mencoba berbisnis. Aku bekerja di perusahaan milik orangtuaku, Mugi Rekso Abadi (MRA) Group. Di situ aku belajar bagaimana menjalin relasi dengan berbagai tipe orang yang terjun di dunia fashionserta bisnis.

Aku suka jadi karyawan karena lebih enak dan aman. Kalau buat kesalahan ada yang bantu kamu. Kalau bisnis sendiri seperti sekarang aku bisnis fashion dan bulu mata, kalau salah ya salah. Baju itu akhirnyan enggak ada yang beli.

Memangnya sekarang sedang punya bisnis apa saja?

Untuk bisnis fashion, aku buat Dignity Woman dan Virgin Villians. Aku ingin create something yang affordable jadi aku buat label fashion sendiri. Iseng-iseng pertamanya ternyata laku. I think bisnis lokal is the next big thing karena di Indonesia market-nya bagus. Aku juga bisnis bulu mata palsu, D’licate, karena semua wanita suka dengan bulu mata ya sekarang untuk tampil cantik.



Jalani saja passion-mu.Dita Soedarjo, pemilik Haagen Dazs Indonesia

Bagaimana tantangan dalam menjalani semua bisnis milik Dita Soedarjo?

Aku kan berbisnis baru tiga tahun setengah, up and downbanyak, yang paling terasa dolar. Kalau dolar naik, harus naikin harga es krim demi bisa untung tapi kadang customer marah kalau naiknya kebanyakan. 

Kalau bisnis sendiri kita harus bisa kreatif menghadapi pasar yang semakin bervariasi. Kita juga harus bertanggung jawab dengan keputusan sendiri. Kalau enggak kejual ya rugi, kalau laris ya untung.




Bergelut di berbagai bidang bisnis, tren dunia bisnis anak muda di 2018 seperti apa?

Menurut aku, beauty terus growing. Teman-teman aku banyak yang buka klinik kecantikan sekarang. Selain itu, bisnis perjodohan dengan aplikasi seperti Tinder juga diminati. Bisnis rental aksesori seperti kalung sampai makeup bekas saja masih laku sekarang. Yang terakhir, kuliner masih keep going sih.

Berikan tips untuk para milenial yang ingin sukses berbisnis di usia muda?

Yang penting percaya sama diri sendiri karena kadang mereka takut mencoba, minderanatau terlalu mikirin apa kata orang lain. Knowing your identity is everything dan tahu bahwa Tuhan menciptakan kamu dengan tujuan yang baik. Jadi, jalani saja passion-mu. Jangan malu untuk mulai kecil-kecilan, anak millenial sekarang pengennya selalu instan dan cepat gede. Kalau mulai sendiri semua perlu proses dan waktu dan banyak belajar tapi di situ sangat seru. (gus/gus)


CNBC INDONESIA